Rabu, 24 Juli 2013

Menjaga Harapan HARAPAN itu mungkin saja masih ada, bayangkan kalau harapan itu sirna. Ketika tak ada lagi harapan, maka yang muncul adalah rasa kecewa yang justru dapat menimbulkan tindakan non-produktif. Jika harapan itu masih ada artinya untuk menjaganya sangat penting dengan hati yang bersih. Jika harapan dipenuhi ambisi dan kepalsuan akan menjadikan sebuah harapan itu harapan palsu. Dengan berbagai tantangan dan kondisi terjal dalam mempengaruhi hitam putihnya kehidupan sudah menjadi keharusan untuk dihadapi. Tidak ada istilah putus harapan. Karena harapan itu, yang saat ini menjadi kekuatan dalam menerobos dan mempengaruhi kekuatan lain dalam politik. Kenaikan BBM yang dilakukan pemerintah telah mencabik-cabik harapan rakyat kita. BBM yang menjadi kebutuhan strategis dan harus diimpor lagi, seakan-akan menunjukkan ketidak berdayaan pemerintah dan rakyat kita. Setelah kenaikan bahan bakar minyak (BBM), berbagai sektor mau dinaikkan.Tidak ada lagi ruang untuk memberikan harapan baru bagi rakyat. Bantuan BLSM hanya basa basi tidak memberikan rasa aman. Harga-harga kebutuhan di pasar-pasar sudah dinaikkan. Di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, ternyata harga komoditi yang menjadi andalan dalam pencarian rakyat justru turun. Sungguh kondisi ekonomi yang tidak mampu memberikan rasa aman kepada rakyat. Sudah menjadi tugas negara yaitu mencapai tujuan negara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Apa yang menjadi tujuan negara itu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka dapat kita simpulkan bahwa negara Indonesia melindungi negara tanah air dan seluruh warga negara Indonesia baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Selain itu negara kita menginginkan situasi dan kondisi rakyat yang bahagia, makmur, adil, sentosa, dan lain sebagainya. Di samping itu negara Indonesia turut berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia untuk kepentingan bersama serta tunduk pada perserikatan bangsa-bangsa atau disingkat PBB. Meskipun Indonesia sudah merdeka 67 tahun, tujuan berbangsa dan bernegara belum seluruhnya sesuai amanat Pembukaan UUD 1945. Tujuan melindungi tumpah darah Indonesia dan ikut menjaga ketertiban serta perdamaian di dunia memang sudah tercapai. Akan tetapi, tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mewujudkan kesejahteraan rakyat belum seluruhnya dilakukan. Dulu pernah ada upaya untuk mencapai tujuan negara dengan tiga cara (trilogi pembangunan), yaitu pemerataan ekonomi, pertumbuhan, dan stabilitas nasional, sekarang dengan cara lain juga harus dicapai. Dengan melihat perjalanan bangsa, dapat dikatakan bahwa tujuan negara, yakni memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial masih belum tercapai, juga Indonesia belum bangkit dan mandiri. Presiden Yudhoyono apakah tidak gagal mensejahterakan rakyat . Begitu juga semua orang-orang yang lagi dibicarakan sebagai calon presiden tahun 2014. Ada beberapa sebab. Pertama, Yudhoyono dan calon-calon lainnya, semua merupakan perwakilan dari kelas menengah atas Indonesia yang mengukur keberhasilan ekonomi dengan ukuran pertumbuhan kelas menengah dan kelas menegah atas. Kelas menengah makmur Indonesia mungkin kurang-lebih 10% dari penduduk Indonesia atau 20an jutaan orang. Kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi Indonesia, dan keterbelakangannya infrastruktur sosio-budaya, berasal dari warisan kolonialisme Hindia Belanda yang meletakan Indonesia sebagai ekonomi neo-koloni yang tak berindustrialisasi. Pada abad 21 ini, di sebagian besar negeri sedang (tidak) berkembang di dunia, mimpi tentang pembangunan tinggal menjadi mimpinya kelas menengah atas saja. Hanya sedikit negeri, seperti Venezuela misalnya, yang masih memperjuangkan pembangunan buat rakyatnya – atau lebih tepat, rakyat Venezuela sendiri sedang memperjuangkannya. Di banyak negeri-negeri dengan mimpi development menghilang rasa tak ada harapan semakin kental terasa. Tindakan-tindakan drastis, semakin sering terjadi. O

Tidak ada komentar: