KUESIONER PENELITIAN
Judul Penelitian Disertasi : Pengaruh Ideologi Teologis terhadap Etos Kerja Penenun Songket Palembang
Peneliti : Anisatul Mardiah
PENGANTAR : Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya mahasiswa dari Universiti Malaya, sedang mengadakan penelitian tentang Pengaruh Ideologi Teologis terhadap Etos Kerja Penenun Songket Palembang. Penelitian ini semata-mata untuk kepentingan ilmiah. Bapak/Ibu/Sdr yang terpilih sebagai responden dalam penelitian ini, saya mohon untuk mengisi angket sesuai dengan petunjuk. Terima kasih saya haturkan atas kesedian Bapak/Ibu/Sdr atas bantuannya dalam mengisi angket ini.
PETUNJUK UMUM : 1. Isi titik-titik sesuai dengan pertanyaan.
2. Beri tanda ( x ) pada pilihan jawaban yang dianggap sesuai atau tepat (benar).
A. Identitas Responden
1. Nama : …………………………………………………….
2. Tempat dan Tanggal lahir (umur) : …………………………………………………….
3. Jenis kelamin : ……………………………………………………
4. Status Perkawinan : ……………………………………………………
5. Agama : ……………………………………………………
6. Pendidikan :
a. SD/sederajat :…………………………………………………….
b. SLTP/sederajat : ……………………………………………………..
c. SMU/Sederajat : …………………………………………………….
d. Sarjana Muda/Diploma : …………………………………………………….
e. Sarjana (S1) : ……………………………………………………..
f. Magister (S2) : …………………………………………………….
g. Doktor (S3) : ……………………………………………………..
7. Pendidikan tambahan
a. Pelatihan : ……………………………………………………..
b. Kursus : ……………………………………………………..
8. Status Penenun : a. pemilik b. pekerja
B. Kuesioner tentang ideologi teologis
Lokasi Penelitian : Kecamatan Ilir Barat II dan Seberang Ulu II Palembang
Petunjuk: Kuesioner berikut memuat tentang sejumlah pertanyaan yang menggambarkan
Pendapat tentang kebiasaan, keyakinan, serta nilai perilaku yang diperpegangi dalam beberapa konteks situasi. Berilah tanda ( x ) pada huruf-huruf kategori sesuai dengan pandangan dan keyakinan Anda.
1. Manusia dapat mengetahui adanya Tuhan berdasarkan akal
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
2. Manusia wajib berterima kasih kepada Tuhan
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
3. Akal dapat mengetahui baik dan buruk
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
4. Wahyu berfungsi sebagai penjelas dari apa yang telah diketahui akal
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
5. Perbuatan manusia terwujud atas kehendak dan kemauannya sendiri
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
6. Sejak awal Allah telah menentukan nasib seseorang seratus persen. Oleh karena itu, apapun yang terjadi harus diterima apa adanya.
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
7. Apa yang telah ditentukan (ditakdirkan) Tuhan tidak dapat diubah oleh manusia
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
8. Tuhan mempunyai kewajiban memberi pahala atas ketaatan hamba-Nya dan memberi siksa atas kekafirannya.
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
9. Keadilan Tuhan seperti keadilan raja konstitusional (berdasarkan hukum/undang-undang) yang kekuasaan-Nya dibatasi oleh hukum/undang-undang walaupun hokum/undang-undang itu buatan-Nya sendiri.
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
10. Segala perbuatan Tuhan bersifat baik dan telah terlihat pada hukum-hukum keadilan-Nya. Apabila Tuhan memasukkan orang yang berbuat baik ke dalam neraka berarti Tuhan zalim
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
11. Segala sesuatu di alam ini berjalan menurut Sunnatullah (hukum alam ciptaan Allah) yang tidak berubah-ubah dan Tuhan tidak menghendaki Sunnatullah tersebut sekali-kali menyalahi alam
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
12. Setiap benda mempunyai hukum alam sendiri, misalnya api yang mempunyai hokum alamnya yang bersifat membakar.
a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
13. Ayat-ayat Alquran yang menggambarkan Tuhan mempunyai sifat-sifat jasmani harus diberi makna lain, misalnya kata al-yad (tangan) diberi makna sebagai kekuasaan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
14. Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata kepala karena sifat Tuhan tidak sama dengan sifat makhluk ciptaan-Nya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
15. Orang Islam yang melakukan dosa besar tetap Islam (mukmin) bukan kafir, tetapi ia akan dihukum Tuhan sesuai dengan dosanya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
16. Firman Tuhan bersifat baharu karena Firman Tuhan diciptakan Tuhan
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
17. Tuhan wajib mengirim rasul-rasul agar manusia dapat lebih mudah mengetahui dan menjalani hidup dengan baik. Hal ini sesuai dengan keadilan Tuhan terhadap hamba-Nya yang kelak akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
18. Tuhan akan mengadili manusia sesuai dengan janji dan ancaman-Nya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
19. Bencana alam terjadi sebagai fenomena alamiah berdasarkan Sunnatullah (hukum alam ciptan Tuhan) yang mengalami proses sebab akibat.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
C. Kuesioner tentang Etos Kerja
1. Ketika bekerja saya senantiasa merasakan Allah bersama saya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
2. Saya merasakan bahwa pekerjaan yang saya lakukan adalah tanggungjawab dan amanah kepada Allah
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
3. Agama Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja keras
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
4. Hadis yang menyatakan bekerjalah kamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya dan beribadahlah kamu seolah-olah kamu akan mati esok hari, telah menjadi motivasi bagi saya untuk bekerja.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
5. Rezeki yang disediakan oleh Allah harus dicari secara aktif dengan jalan berusaha dan berdoa.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
6. Prinsip hidup yang mengatakan makan tidak makan asalkan kumpul tidak sesuai dengan prinsip ajaran Islam yang menyuruh umatnya untuk bertebaran di muka bumi dalam rangka mencari rezeki.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
7. Untuk mencari rezeki yang halal, manusia harus berperan aktif dalam kegiatan ekonomi, seperti menenun songket atau membuat makanan untuk dijual, dll.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
8. Dalam sejarah Islam, para nabi digambarkan sebagai pekerja yang ulet di samping aktif menyeru manusia pada kebaikan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
9. Islam mencela sifat manusia yang pemalas dan meminta-minta (mengemis).
( a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
10. Bekerja dengan sungguh-sungguh yang diiringi dengan doa kepada Allah termasuk dalam jihad karena ia dinilai sebagai ibadah.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
11. Dalam bekerja, manusia juga dianjurkan untuk menjalin silaturrahmi antar sesama agar pekerjaannya lebih sukses.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
12. Hubungan baik dengan sesama manusia harus lebih diutamakan dibandingkan dengan uang, materi atau aturan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
13. Majikan harus dihargai karena posisi dan kedudukan mereka.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
14. Penenun harus selalu mematuhi perintah majikan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
15. Saya lebih senang bekerja pada satu majikan daripada berpindah-pindah.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
17. Lebih baik menunggu perintah majikan daripada berinisiatif untuk memulai kerja.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
18. Saya tidak berani sama sekali mengambil inisiatif sendiri dalam bertindak tanpa perintah dari majikan saya, karena saya merasa tidak berdaya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
19. Dalam menenun saya punya target dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tenunan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
20. Saya giat bekerja walaupun tidak diawasi oleh majikan.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
21. Saya menenun berdasarkan kreativitas saya sendiri
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
22. Kebiasaan kerja seseorang tidak dapat diubah.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
23. Setiap orang memiliki kemampuan untuk mengubah diri mereka sendiri dalam setiap tahap kehidupannya.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
24. Bila telah cukup modal, saya akan membuka usaha sendiri
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
25. Masalah miskin atau kaya dapat diubah oleh manusia dengan berusaha (bekerja) dan berdoa.
(a). Sangat setuju
(b). Setuju
(c). Ragu-ragu
(d). Tidak setuju
(e). Sangat tidak setuju
Terima kasih atas kerja samanya. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Disahkan oleh Penyelia
Prof. Madya DR. Khadijah Mohd. Hambali @ Hambali
Rabu, 28 November 2007
Senin, 19 November 2007
CATATAN PERJALANAN UMRAH
Catatan Perjalanan Umrah
Alhamdulillah, pada awal Juli 2007, saya berkesempatan melakukan ibadah umrah dan ziarah di Makkah dan Madinah. Banyak pengalaman yang dapat ditulis. Penulisan ini terus terang jauh dari sempurna, karena rasanya sangat kurang waktunya untuk membuat laporan tulisan yang menyeluruh dan lebih lengkap. Apalagi untuk menggambarkan keutamaan Mekah dan Madinah. Subhanallah, sungguh luar biasa!
Sebanyak 10 orang wartawan dari media cetak dan TV nasional di Palembang mendapat kesempatan melaksanakan ibadah umrah. Mereka terdiri dari Firdaus Komar (BeritaPagi), Hanafijal (Sriwijaya Post), Sulistiarwan (Palembang Post), Aspani Yaslan (Media Indonesia), Yudi (TPI), Budi (Global TV), Miko (RCTI), Musnadi (RCTI), Didi Asnawi (LaTV), Purwantoro (ANTV).
Mendapat kesempatan melaksanakan ibadah umrah tentu satu hal yang sangat menggembirakan. Bagi saya sebagai jamaah yang bertandang ke Tanah Suci, tentu dilandasi niatan untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Program umrah menggunakan jasa Biro Haji & Umrah Attiyah Tour. Perjalanan panjang menuju Arab Saudi melalui penerbangan Palembang-Jakarta, 5 Juli 2007, kemudian dilanjutkan Jakarta-Sana’a (Yaman) setelah transit di Kualalumpur (Malaysia) dan di Abu Dhabi (UEA). Dari Sana’a penerbangan dilanjutkan keesokan harinya menuju Bandara King Abdul Aziz di Jeddah.
Tiba di Jeddah perjalanan langsung menuju Madinah dengan menggunakan bis. Perjalanan yang ditempuh lebih kurang 4 jam itu dilalui tanpa hambatan. Mengingat kondisi jalan mulus, pengemudi bis yang kami tumpang membawa kendaraan dengan kecepatan 120km/jam. Bagian kiri dan kanan jalan tampak padang pasir tandus nan luas.
Rombongan tiba di Hotel Darussalam Madinah setelah memasuki waktu Shalat Isya. Setelah mandi, rombongan rasanya tidak sabar mau menunaikan shalat di Masjid Nabawi.
Malam itu juga sekitar pukul 22.00 rombongan ke Masjid Nabawi bagi menziarahi makam Rasulullah s.a.w. dan mencari kesempatan beribadah di Raudhah.
Malam itu, saya dan rombongan berkesempatan solat dan berdoa di Raudhah. Sayangnya waktu itu sudah kemalaman, karena Masjid Nabawi akan dibersihkan. Antara pukul 23.00-03.00 masjid itu dibersihkan. Terutama di sekitar Raudha. Kita akan melihat, puluhan pekerja yang mengenakan pakaian seragam. Mereka kelihatannya bekerja keras siang dan malam menjaga kebersihan masjid. Mereka bertugas membersihkan, menyapu, mengelap, juga menggantikan tong-tong (container) minuman air zamzam yang diletakkan di kebanyakan tempat dalam masjid itu.
Rombongan kami pun diminta oleh laskar untuk pindah tempat. Kami pun memutuskan untuk keluar masjid, dan menunggu waktu subuh nanti akan kembali ke masjid.
Memang Masjid Nabawi punya tarikan tersendiri. Siapa yang beribadah di dalamnya digandakan pahala seribu kali berbanding masjid-masjid lain selain Masjidil Haram. Di sini jugalah makam Rasulullah SAW yang mulia dan dua orang sahabat baginda, Saidina Abu Bakar dan Saidina Umar al-Khatab.
Ramai juga yang mencari kesempatan beribadah di Raudhah. Satu kawasan kecil yang terletak antara mimbar dan bersebelahan makam Rasulullah SAW. Banyak fadhila beribadah di Raudhah. Selain pahala yang berlipat ganda, doa yang diucap di Raudhah juga makbul dengan izin Allah SWT.
Masjid Nabawi juga dimakmurkan dengan ceramah-ceramah dan pengajian. Waktu antara Maghrib dan Isyak selalu dipenuhi pengajian. Satu kelebihan bagi yang paham berbahasa Arab karena kuliah hanya disampaikan dalam bahasa Alquran. Di kawasan bahagian timur masjid, kelas-kelas Alquran bagi anak-anak diadakan antara waktu Zuhur dan Ashar. Anak-anak ini berada dalam beberapa kelompok dan dibimbing seorang guru.
Pendek kata, Masjid Nabawi bukan saja indah dan bersih, malah makmur dengan aktivitas ibadah dan ilmu.
Di Madinah selain mengunjungi Masjid Nabawi, makam Rasulullah, juga ke Masjid Qiblatain, Jabal Uhud, Masjid Quba (Masjid pertama yang dibangun Rasulullah). Rencana mau ke Pasar Kurma, batal karena buru-buru mau ke Mekah.
Saya dan rombongan benar-benar konsentrasi mau memasuki Tanah Mekah. Apalagi dari Hotel di Madinah, rombongan telah mengenakan pakaian ihram dan menuju ke Bir Ali untuk mengambil miqat, niat umrah.
Saat rombongan ditawari ke Pasar Kurma, sudah tidak ada yang mau lagi. Karena masing-masing sudah memikirkan ibadah umrah. Setelah dari Bir Ali, rombonga menggunakan bis menuju Mekah dan perjalanan yang ditempuh lebih kurang selama 4 jam.
Begitu tiba di Hotel Mekah, rombongan dibimbing ustadz Hadi yang sudah menunggu di hotel untuk melakukan umrah.
Pengalaman tak kalah indah di Mekah. Di sana, selain mengunjungi Masjidil Haram, kami juga berkunjung ke Jabal Tzur, Arafah, Mina, dan Jabal Rahma. Mimpi kami untuk menginjak langsung tempat-tempat itu, akhirnya terwujud.
Dari segi fasilitas, rombongan kami juga menginap di hotel yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari Masjidil Haram. Kami cukup berjalan kaki untuk mencapai masjid ini.
Kondisi serupa kami alami di Madinah. Hotel tempat kami menginap juga sangat dekat dari Masjid Nabawi.
Soal makanan pun tidak menjadi kendala berarti. Pasalnya, penyelenggara umrah menyiapkan masakan Indonesia. Jadinya, kami serasa tetap berada di Indonesia. Bisa dibayangkan jika kami harus mencicipi makanan setempat yang tidak cocok di lidah orang Indonesia.
Yang menggembirakan, selama perjalanan ini, kondisi jemaah umrah senantiasa sehat walafiat. Itu sangat mendukung kami untuk beribadah dengan lancar. O
PUASA
Puasa Mengasah Kecerdasan
Emosional dan Spiritual
Dra Anisatul Mardiah MAg
Mahasiswa Pascasarjana (S3) Universitas Malaya
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN RF Palembang
Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah artinya
Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami Kitab Suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi …
PETIKAN lagu yang dipopularkan Bimbo di atas, sudah seperti lagu ‘wajib’ yang diputar di pusat-pusat perbelanjaan pada bulan Ramadhan. Lagu tersebut menceritakan dialog antara seorang anak dan bapaknya. Pertanyaan yang disampaikan oleh seorang anak sesungguhnya sederhana, namun jawabannya tidaklah sederhana. Mengapa kita harus menahan lapar dan haus sementara makanan lezat dan minuman segar tersedia di rumah? Lalu, mengapa pula kita harus tadarus dan tarawih di bulan Ramadhan sementara di bulan lain tidak?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah itulah keistimewaan bulan Ramadhan. Ramadhan memang istimewa sehingga berbagai sebutan dilekatkan padanya. Bulan Ramadhan disebut juga bulan Alquran, bulan shiyam,bulan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, bulan ampunan dan terbebasnya hamba dari api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana setan dibelenggu, pintu surga Allah bukakan dan pintu neraka Ia tutupkan. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita sudah seharusnya bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Dalam menyambut Ramadhan, wajar saja kalau umat Islam lebih giat beribadah pada bulan Ramadhan. Nilai ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan setara dengan 70 kali nilai ibadah pada bulan-bulan lainnya.
Shalat sunnah nilai pahalanya sama dengan pahala salat wajib, sedekah sama nilainya dengan berzakat pada bulan lain. Berumrah pada bulan Ramadhan pahalanya setara dengan melaksanakan ibadah haji. Setiap huruf Alquran yang dibaca pada bulan Ramadhan akan diberi ganjaran oleh Allah sebanyak 700 kebajikan. Allah juga menambah rezeki orang-orang mukmin.
Sedangkan bagi orang yang memberi makanan buat orang yang berpuasa maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang puasa yang diberinya makanan untuk berbuka tersebut. Hal ini ditegaskan dengan hadis Rasulullah SAW: Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun. (HR. Ahmad dan an-Nasa’i).
Selain besarnya ganjaran pahala yang dijanjikan Allah pada bulan Ramadhan, puasa juga merupakan sarana untuk belajar mengendalikan diri dari lezatnya makanan dan segarnya minuman serta menahan diri dari berkata dusta dan kotor, bersumpah palsu dan bergunjing serta melatih kesabaran dan kejujuran.
Puasa sangat penting untuk mengendalikan diri. DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, mengatakan ”Puasa memiliki banyak manfaat. Selain beribadah kepada Allah, karena merupakan salah satu rukun Islam, puasa juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan melatih kesabaran. Sedangkan di sisi sosial, puasa menumbuhkan kepekaan sosial dan kebersamaan”.
Puasa pada akhirnya akan membentuk manusia-manusia yang bertakwa. Melalui puasa, Allah memberikan sebuah pelatihan bagi umat Islam untuk berlaku disiplin, dan menjalankan aturan-aturan Allah secara baik dan konsisten. Puasa juga melatih manusia untuk berlaku jujur dan mendorong manusia untuk berempati terhadap penderitaan fakir miskin sehingga puasa dapat memperkuat ukhuwah dan menghilangkan keserakahan.
Begitu banyak keutamaan puasa di bulan Ramadhan yang telah diwajibkan Allah melalui firman-Nya yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginyaberpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika meraka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barngsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Q.S al-Baqarah/2:183).
Puasa merupakan ibadah universal, artinya ibadah puasa bukan hanya milik umat Islam karena umat-umat terdahulu juga melakukan ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan ibadah yang istimewa karena hanya Allah saja yang dapat menilainya. Puasa memang untuk Allah namun implikasinya akan terasa oleh umat manusia terutama untuk mengendalikan hawa nafsu, berbuat jujur dan berempati terhadap penderitaan fakir miskin.
Dengan kata lain, ibadah puasa merupakan sarana untuk mengasah kecerdasan emosi dan spiritual karena kecerdasan emosional yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya tidak dapat dipisahkan dengan kecerdasan spiritual yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
Kecerdasan emosional dalam perspektif sufi adalah sabar. Sabar di sini diartikan sebagai keteguhan dalam memegang tuntunan syari’at agama dan meninggalkan desakan hawa nafsu. Kesabaran identik dengan kecerdasan emosional sehingga semakin sabar seseorang makin cerdas ia secara emosi. Jadi, orang yang paling sabar adalah orang yang paling cerdas emosinya. Peribahasa Arab mengatakan “Man shabara zhafara” -barangsiapa yang sabar ia akan sukses-. Sabar diartikan juga sebagai kesediaan kita untuk menjalani suatu proses.
Apabila manusia ingin meraih keberhasilan maka ia harus bersedia menjalani suatu proses. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh kesabarannya dan Alquran menjelaskan: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah/2:153).
Sekarang, kita sedang menjalani proses untuk menjadi manusia yang takwa. Takwa merupakan kriteria yang obyektif untuk menentukan kemuliaan manusia sebagai dasar hubungan antar bangsa, ras, suku, dan individu yang menjadikan hidup lebih dinamis. Oleh karena itu, mari kita jalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran agar tercapai tujuan untuk menjadi manusia yang takwa.O
Emosional dan Spiritual
Dra Anisatul Mardiah MAg
Mahasiswa Pascasarjana (S3) Universitas Malaya
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN RF Palembang
Ada anak bertanya pada bapaknya
Buat apa berlapar-lapar puasa
Ada anak bertanya pada bapaknya
Tadarus tarawih apalah artinya
Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami Kitab Suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi …
PETIKAN lagu yang dipopularkan Bimbo di atas, sudah seperti lagu ‘wajib’ yang diputar di pusat-pusat perbelanjaan pada bulan Ramadhan. Lagu tersebut menceritakan dialog antara seorang anak dan bapaknya. Pertanyaan yang disampaikan oleh seorang anak sesungguhnya sederhana, namun jawabannya tidaklah sederhana. Mengapa kita harus menahan lapar dan haus sementara makanan lezat dan minuman segar tersedia di rumah? Lalu, mengapa pula kita harus tadarus dan tarawih di bulan Ramadhan sementara di bulan lain tidak?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah itulah keistimewaan bulan Ramadhan. Ramadhan memang istimewa sehingga berbagai sebutan dilekatkan padanya. Bulan Ramadhan disebut juga bulan Alquran, bulan shiyam,bulan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, bulan ampunan dan terbebasnya hamba dari api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan di mana setan dibelenggu, pintu surga Allah bukakan dan pintu neraka Ia tutupkan. Oleh karena itu, sebagai umat Islam kita sudah seharusnya bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadhan.
Dalam menyambut Ramadhan, wajar saja kalau umat Islam lebih giat beribadah pada bulan Ramadhan. Nilai ibadah yang dilakukan pada bulan Ramadhan setara dengan 70 kali nilai ibadah pada bulan-bulan lainnya.
Shalat sunnah nilai pahalanya sama dengan pahala salat wajib, sedekah sama nilainya dengan berzakat pada bulan lain. Berumrah pada bulan Ramadhan pahalanya setara dengan melaksanakan ibadah haji. Setiap huruf Alquran yang dibaca pada bulan Ramadhan akan diberi ganjaran oleh Allah sebanyak 700 kebajikan. Allah juga menambah rezeki orang-orang mukmin.
Sedangkan bagi orang yang memberi makanan buat orang yang berpuasa maka ia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang puasa yang diberinya makanan untuk berbuka tersebut. Hal ini ditegaskan dengan hadis Rasulullah SAW: Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun. (HR. Ahmad dan an-Nasa’i).
Selain besarnya ganjaran pahala yang dijanjikan Allah pada bulan Ramadhan, puasa juga merupakan sarana untuk belajar mengendalikan diri dari lezatnya makanan dan segarnya minuman serta menahan diri dari berkata dusta dan kotor, bersumpah palsu dan bergunjing serta melatih kesabaran dan kejujuran.
Puasa sangat penting untuk mengendalikan diri. DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Jawa Timur, mengatakan ”Puasa memiliki banyak manfaat. Selain beribadah kepada Allah, karena merupakan salah satu rukun Islam, puasa juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan melatih kesabaran. Sedangkan di sisi sosial, puasa menumbuhkan kepekaan sosial dan kebersamaan”.
Puasa pada akhirnya akan membentuk manusia-manusia yang bertakwa. Melalui puasa, Allah memberikan sebuah pelatihan bagi umat Islam untuk berlaku disiplin, dan menjalankan aturan-aturan Allah secara baik dan konsisten. Puasa juga melatih manusia untuk berlaku jujur dan mendorong manusia untuk berempati terhadap penderitaan fakir miskin sehingga puasa dapat memperkuat ukhuwah dan menghilangkan keserakahan.
Begitu banyak keutamaan puasa di bulan Ramadhan yang telah diwajibkan Allah melalui firman-Nya yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginyaberpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika meraka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barngsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (Q.S al-Baqarah/2:183).
Puasa merupakan ibadah universal, artinya ibadah puasa bukan hanya milik umat Islam karena umat-umat terdahulu juga melakukan ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan ibadah yang istimewa karena hanya Allah saja yang dapat menilainya. Puasa memang untuk Allah namun implikasinya akan terasa oleh umat manusia terutama untuk mengendalikan hawa nafsu, berbuat jujur dan berempati terhadap penderitaan fakir miskin.
Dengan kata lain, ibadah puasa merupakan sarana untuk mengasah kecerdasan emosi dan spiritual karena kecerdasan emosional yang menyangkut hubungan manusia dengan sesamanya tidak dapat dipisahkan dengan kecerdasan spiritual yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya.
Kecerdasan emosional dalam perspektif sufi adalah sabar. Sabar di sini diartikan sebagai keteguhan dalam memegang tuntunan syari’at agama dan meninggalkan desakan hawa nafsu. Kesabaran identik dengan kecerdasan emosional sehingga semakin sabar seseorang makin cerdas ia secara emosi. Jadi, orang yang paling sabar adalah orang yang paling cerdas emosinya. Peribahasa Arab mengatakan “Man shabara zhafara” -barangsiapa yang sabar ia akan sukses-. Sabar diartikan juga sebagai kesediaan kita untuk menjalani suatu proses.
Apabila manusia ingin meraih keberhasilan maka ia harus bersedia menjalani suatu proses. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh kesabarannya dan Alquran menjelaskan: “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (QS. Al-Baqarah/2:153).
Sekarang, kita sedang menjalani proses untuk menjadi manusia yang takwa. Takwa merupakan kriteria yang obyektif untuk menentukan kemuliaan manusia sebagai dasar hubungan antar bangsa, ras, suku, dan individu yang menjadikan hidup lebih dinamis. Oleh karena itu, mari kita jalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran agar tercapai tujuan untuk menjadi manusia yang takwa.O
Langganan:
Postingan (Atom)