Minggu, 18 Juli 2010

TANTANGAN KEHIDUPAN

LETAK geografis Desa Muara Lakitan yang unik berjarak 100 kilometer dari Kota Kabupaten Musi Rawas. Lubuk Linggau dan 350 km dari ibukota Provinsi Susmel, Palembang. Saya dilahirkan sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Kakak saya yang pertama Muhammadin, kakak kedua Mursinah, Kakak ketiga Wasi'ah, dan kakak keempat Ahmad Ihsan, kakak kelima Hamdan (alm). Menurut cerita dari orangtua saya (H Komar dan Hj Mahna), kakak saya Hamdan meninggal pada usia 5 tahun, tepatnya dua tahun sebelum saya lahir. Setelah kakak saya meninggal, tidak lama kemudian Emak mengandung anak keenam yang akhirnya lahir itu adalah saya.
Saya dilahirkan bukan dari keluarga yang mampu dan berada, tapi alhamdulillah di Desa ini orangtua punya rumah sendiri. Ubak --panggilan untuk ayah-- kerjanya di hutan menebang kayu, mungkin juga namanya 'illegal logging'. Lokasi jauh di dalam Sungai Lakitan dna bisa tembus ke daerah Jambi. Sedangkan Emak juga kerja nakil para sama dengan mengambil getah karet.
Saya juga tidak tahu ada komitmen dari orangtua untuk menyekolahkan anak-anak ke jenjang yang tinggi. Ketika saya masih kecil, kakak saya yang pertama Muhammadin sudah kuliah di Palembang, begitu pun kakak saya Ihsan juga sudah berjuang diajak oleh bibi (adik Emak) yang sudah tinggal di Palembang. Saya merasakan betapa sulitnya mencari uang, saya merasakan betapa susah orangtua mencari uang untuk menambah dan mencukupi kebutuhan sekolah kakak di Palembang. Karena itu saya pun tidak muluk-muluk bercitacita, bagi saya sekolah pun sudah bersyukur. Masih bisa beli seragam dan buku-buku sekolah. Karena saya merasakan orangtua sulit mencari uang, saya pun di sekolah berusaha untuk mencari peluang. Saya pernah jualan permen atau makanan-makanan kecil. Saya beli per pakc di toko dan saya jual lagi di sekolah per buah. Begitu pulang sekolah saya tidak malu untuk menjual pisang keliling dusun atau un jual es lilin dengan jalan kaki mengelilingi kampung. Prestasi saya di skolah pun tidak menonjol berada di tingkat sedang-sedang saja. Tapi dalam hati saya, saya telah bertekad harus sekolah dan harus kuliah. Tujuan saya kuliah di universitas negeri. bagi saya tidak penting mau fakultas dan jurusan apa, yang penting kuliah dan meraih sarjana.

Tidak ada komentar: