Minggu, 02 Agustus 2009

PRESIDEN KU

SERING juga anak-anak, jika ditanya mau jadi apa kalau sudah besar nanti. Mereka kabanyakan menjawab mau menjadi Presiden. Jabatan Presiden selalu diincar. Presiden yang memiliki tugas dan tanggung jawab besar jadi rebutan. Sangat disayangkan pula jika sudah jadi presiden tidak mencatat prestasi untuk kemajuan rakyat. Aneh, kalau seseorang semata-mata hanya mengejar jabatan presiden untuk tongkrongan dan popularitas. Bagaimana presiden kita? Pasti mau menggunakan fasilitas wah dan semuanya tersedia. Bahasanya, muncul dengan mengatakan ‘mumpung lagi jadi presiden, manfaatkan segala fasilitas mewah untuk ku’. Mengapa tidak dibalik, pernyataannya, bersedia menggunakan fasilitas, untuk bekerja kepentingan rakyat. Itulah janji kampanye. Semua yang akan diperbuat adalah untuk rakyat.
Bangsa kita telah menggelar Pemilu Presiden dan saat ini KPU telah menetapkan capres cawapres terpilih. Selamat untuk pemenang. Saya hanya ingin memberikan gambaran ke capres dan cawapres terpilih, soal kepemimpinan yang diidam-idamkan. Dia telah membuat kagum bagi rakyat. Dialah Presiden Iran saat ini, Mahmoud Ahmadinejad.
Ketika diwawancara oleh salah satu stasiun TV dari Amerika Serikat (AS) soal kehidupan pribadinya.Dia ditanya. Saat Anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang Anda katakan pada diri Anda?”
Jawabnya: “Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:”Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran .”
Berikut adalah gambaran Ahmadinejad, yang membuat orang tercengang. Kok ada ya Presiden saat ini seperti ini.
Sungguh luar biasa yangdilakukan Ahmadinejad saat pertama kali menduduki kantor kepresidenan Ia menyumbangkan seluruh karpet Istana Iran yang sangat tinggi nilainya itu kepada masjid-masjid di Teheran dan menggantikannya dengan karpet biasa yang mudah dibersihkan.
Kemudian di Istana, ia mengamati bahwa ada ruangan yang sangat besar untuk menerima dan menghormati tamu VIP, lalu ia memerintahkan untuk menutup ruang tersebut dan menanyakan pada protokoler untuk menggantinya dengan ruangan biasa dengan dua kursi kayu, meski sederhana tetap terlihat impresif.
Dalam banyak kesempatan,ia bercengkerama dengan petugas kebersihan di sekitar rumah dan kantor kepresidenannya.
Kemudian di bawah kepemimpinannya, saat ia meminta menteri-menterinya untuk datang kepadanya dan menteri-menteri tersebut akan menerima sebuah dokumen yang ditandatangani yang berisikan arahan-arahan darinya. Hebatnya lagi, arahan tersebut terutama sekali menekankan para menteri-menteri untuk tetap hidup sederhana dan disebutkan bahwa rekening pribadi maupun kerabat dekatnya akan diawasi, sehingga pada saat menteri-menteri tersebut berakhir masa jabatannya dapat meninggalkan kantornya dengan kepala tegak.
Setelah menjabat jadi Presiden tanpa diminta langkah pertama yang ia lakukan mengumumkan kekayaan dan propertinya yang terdiri dari Peugeot 504 tahun 1977, sebuah rumah sederhana warisan ayahnya 40 tahun yang lalu di sebuah daerah kumuh di Teheran. Rekening banknya bersaldo minimum, dan satu-satunya uang masuk adalah uang gaji bulanannya. Bayangkan.gajinya sebagai dosen di sebuah universitas hanya senilai 250 dolar AS.
Sebagai tambahan informasi, Presiden masih tinggal di rumahnya. Hanya itulah yang dimilikinyaseorang presiden dari negara yang penting baik secara strategis, ekonomis, politis, belum lagi secara minyak dan pertahanan. Bahkan ia tidak mengambil gajinya, alasannya adalah bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Satu hal yang membuat kagum staf kepresidenan adalah tas yg selalu dibawa sang presiden tiap hari selalu berisikan sarapan; roti isi atau roti keju yang disiapkan istrinya dan memakannya dengan gembira, ia juga menghentikan kebiasaan menyediakan makanan yang dikhususkan untuk presiden. Hal lain yang ia ubah adalah kebijakan Pesawat Terbang Kepresidenan, ia mengubahnya menjadi pesawat kargo sehingga dapat menghemat pajak masyarakat dan untuk dirinya, ia meminta terbang dengan pesawat terbang biasa dengan kelas ekonomi.
Saat harus menginap di hotel, ia meminta diberikan kamar tanpa tempat tidur yg tidak terlalu besar karena ia tidak suka tidur di atas kasur, tetapi lebih suka tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut. Apakah perilaku tersebut merendahkan posisi presiden? Ternyata tidak kan.
Presiden Iran tidur di ruang tamu rumahnya sesudah lepas dari pengawal-pengawal nya yg selalu mengikuti kemanapun ia pergi. Sepanjang shalat, anda dapat melihat bahwa ia tidak duduk di baris paling muka. Bahkan ketika suara azan berkumandang, ia langsung mengerjakan sholat dimana pun ia berada meskipun hanya beralaskan karpet biasa. Akankah Presiden dan Wakil Presiden kita mencapai nilai-nilai ideal sebagai pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyat, bukan pemimpin yang hanya bisa membuat pencitraan di depan rakyat. O

Tidak ada komentar: