Senin, 29 Oktober 2007

HARMONIKA TERIMA KASIH

Terima Kasih


BERUNTUNGLAH dan berterimakasihlah bagi mereka yang masih mempunyai dan mengerti rasa kata terima kasih. Kata terima kasih umumnya diucapkan setelah pemberian, jasa, pertolongan, bantuan, dilakukan. Saat kita kebingungan mencari alamat, kita akan mengucapkan terima kasih kepada pemberi petunjuk. Saat tetangga yang merayakan sedekahan lalu mengirim kue, kita ucapkan terima kasih kepada pemberinya. Ketika anak kita yang merantau mendapat tumpangan di rumah saudara, melalui telepon atau surat kita sampaikan terima-kasih.
Kata terima kasih sangat sederhana. Tapi ketika itu diwujudkan dalam bingkai keikhlasan, terima kasih akan membentuk komunikasi yang luar biasa. Tentu saja, kata terima kasih jauh dari bias basa-basi. Terima kasih adalah bentuk komitmen seseorang dalam interaksi baik ke sesama manusia maupun ke Sang Khalik.
Teman dekat saya, saat ini sedang kuliah S3 di luar negeri. Ia banyak bercerita soal terima kasih. Ceritanya, betapa di sana tata kehidupan lebih teratur, disiplin. Dalam interaksi masyarakat di mana pun, kata terima kasih dan maaf selalu terdengar. Betapa di luar negeri, orang begitu ringan mengucapkan terima kasih dan kata maaf.
Kebalikannya di Indonesia, katanya, makin banyak orang tidak peduli, orang makin tidak menghargai berkomunikasi dengan orang lain.
Namun demikian, kita merasa ikut berterima kasih bahwa paling tidak ungkapan terima kasih sudah menjadi bagian budaya masyarakat kita (Indonesia). Di mana-mana di kehidupan masyarakat kita sejak kecil kita sudah diperkenalkan dengan rasa terima kasih.
Ketika si kecil yang baru bisa berbicara sewaktu diberikan sesuatu oleh sang kakak, ibu, bapak ataupun eyangnya, entah itu permen, mainan, ataupun yang lain-lainnya pasti yang pertama kali diajarkan adalah ucapan terima kasih. “hayo,.. bilang terima kasih pada kakak, ibu, bapak, eyang dst”. Walaupun ungkapan rasa terima kasih dalam setiap komunikasi masyarakat kita kalau dibandingkan budaya barat masih termasuk kurang rasa terima kasihnya tapi kita cukup pantas untuk berterima kasih.
Kita ingat waktu baru belajar berbahasa Inggris dalam setiap contoh-contoh ungkapan dalam conversation hampir dipastikan ada kata-kata thanks, Thank You, appreciate dsb. Bahkan dalam kesehari-harian di setiap komunikasi berbahasa Inggris dengan orang-orang asing selalu tidak ketinggalan ucapan terima kasih.
Karena sudah jadi budaya dalam komunikasi, kadang-kadang ucapan terima kasih ini, lepas begitu saja tanpa ekspressi sehingga kadang-kadang menjadi seperti basa-basi. Dan kesungguhan rasa terima kasihnya diragukan ketulusannya. Inilah sesungguhnya yang harus kita sikapi agar kualitas terima kasih kita menjadi tulus dan lebih baik.
Kalimat terima kasih yang hanya terdiri dua buah suku kata ini sebenarnya kalau kita mau sejenak merenungi punya makna yang amat dalam. Kalau dibahasakan dengan bahasa spiritual “terima kasih” ini sama dengan ungkapan rasa syukur.
Rasa terima kasih atau rasa syukur inilah sebagai umat yang dianugerahi kehidupan sampai hari ini seyogyanya harus kita tingkatkan kualitasnya. Kalau dikatakan sebenarnya sangat sederhana untuk memudahkan ungkapan rasa syukur selalu keluar dari hati kita, kalau kita mampu selalu berpikir positip di dalam perjalanan kehidupan kita.
Walaupun waktu kita habis untuk online kita wajib berterima kasih karena di sini kita jadi banyak kawan untuk ‘curhat’ umpamanya. Suatu saat kita dimarahi orang lain, sahabat kita, bos kita, atau pemilik modal, atau pejabat, kita juga harus bisa bersyukur setidak-tidaknya kita mengetahui kesalahan kita. Kita juga berterima kasih dan bersyukur atas musibah yang kebetulan menimpa kita, setidak-tidaknya kita telah di-ingatkan oleh-Nya atas ketidakberdayaan umat manusia.
Begitu pun, karena sampai di sini Anda sudah membaca tulisan ini, maka dengan setulus hati saya ucapkan Terima Kasih. O

Tidak ada komentar: